Skip to main content

Mulai Lagi

Daripada pusing memikirkan masalah, lebih baik kita maju dan melakukan apa yang baik dan bermanfaat. Wajar ketika semua masalah datang menghampiri, kita ngerasa capek, butuh waktu untuk menyelesaikannya. Well, sehari dua hari masih okelah. Tapi mau sampai kapan harus menangis, mau sampai kapan mengasihani diri sendiri. Kekecewaan berkepanjangan hanya akan menghancurkan masa depan. Jangan pernah merasa tidak ada lagi harapan. Kamu sedang tidak bermain peran menjadi seseorang yang selalu bersedih, seorang yang terus mendramatisir keadaan.

Kalau kamu salah, jangan playing victim. Ini semua karena inilah, karena itulah, menyalahkan masa lalu, menyalahkan orang lain. Coba diam dan bilang sama dirimu sendiri "Kamu salah, kamu gak benar, kamu harusnya begini, kamu harusnya begitu. Kamu salah dan minta maaf sama diri sendiri, terus lanjut lagi, jangan ulang kesalahan yang sama". Lanjut lagi, sebuah kata yang mendorong kita untuk gak berlama-lama menyalahkan diri sendiri juga, tapi lanjut lagi berbuat apa yang benar.

Satu hal lagi yang selalu harus jadi bahan pikiran adalah "setiap detik dalam hidupmu ini sangat berharga". Jangan merasa tenang, jangan merasa waktu bisa berulang. 21 April 2025, hari ini tidak akan terulang lagi besok, lusa, dan tahun depan. Hari ini akan berjalan hari ini. Kalau hari ini berakhir dengan sia-sia, ya dia akan dimaknai dengan sia-sia. Tapi kalau hari ini berakhir dengan makna yang berharga, maka hari ini akan bisa dikenang sebagai sesuatu yang berharga. Ingat setiap harinya penting, jadi jangan biarkan terbuang percuma. Lakukan bagian kita. Bekerja, usaha, berjuang, percaya, dan berharap. Jangan lengah karena kita gak mau kan hidup dimakan zaman. Lawan dirimu sendiri, lawan kebodohan, lawan kemalasan.

Bisa, mulai dengan step kecil dan gak perlu bertekad terlalu muluk-muluk. Semua hal besar dimulai dari step kecil. Jadi, mulai aja dulu ya. Selebihnya, ingat ada Tuhan. Serahkan dan percaya!

Comments

Popular posts from this blog

Coba Lagi, Lebih Konsisten

Seringnya manusia itu menyerah pada keadaannya. Terlalu banyak kompromi. Kadang sudah tahu harus berbuat apa, tapi tetap aja gak dilakukan. Sering lemah dengan keadaan dan gak pernah bisa konsisten untuk tetap bisa berdiri tegak. Kalau seandainya Tuhan bisa bosan, mungkin, bahkan pasti Dia jenuh dengan kelakuan kita.  Entah kenapa setiap aja mau berupaya, selalu gagal. Marah lagi, kesal lagi, gampang kecewa, mudah pahit. Padahal semuanya bisa diselesaikan dengan kebijaksanaan. Terus masalahnya dimana? Bener ya, menjadi konsisten itu gak mudah. Memangkas semua kelakuan buruk itu ternyata butuh usaha. Kadang satu faktor yang kita rasa gak relate ternyata nyambung banget. Misalnya, kamu yang terbiasa leha-leha dan mengikuti semua kemalasan dan kemauan kamu, ternyata itu ngaruh dengan kebiasaanmu untuk mengikuti maumu, yang akhirnya jadi gampangan deh untuk "pergi" kesana kemari dan lupa tujuan. Lupa apa yang sebaiknya dilakukan karena terbiasa leha. Mau sampai kapan? Lagi-lagi p...

Tetapkan Tujuan dan Beranilah Bermimpi

Kamu mau jadi apa, kedepannya mau ngapain? Mau hidup gitu-gitu aja? Gak ada bedanya sih sama yang ngambang di sungai, kalau hidup dibiarkan mengalir gitu aja. Takut? Takut untuk bermimpi. Takut kalau punya tujuan yang ujung-ujungnya bisa gagal dan jadi kecewa. Sudahlah, hidup ini bukan tempatnya untuk terlalu lama kecewa. Pasti sakit, sedih memang kalau kita gagal. Tapi yaudah, maju lagi, bikin tujuan baru, sasaran yang baru. Mulai dari langkah kecil dan "berjalan" setiap hari. Mending gagal ketika nyoba, daripada kecewa karena gak nyoba sama sekali. Hidup yang selalu ngerasa "comfort" dan "safe" sebenarnya keliru. Justru kalau hidup gitu-gitu aja, mungkin kamu bukan orang yang "terpilih", bukan orang yang bisa dipercaya untuk sesuatu yang besar. Kadang yang aman itu justru buruk dan gak menciptakan suatu value. Yang aman, lama-lama bisa menghancurkan, bahkan membinasakan value baik dari seseorang. Yang aman, gak akan mau bermimpi. Yang aman, gak...

Namanya Juga Manusia (?)

Terlalu munafik rasanya kalau kita bilang kita "baik" tapi hati masih penuh kelicikan, masih iri dengan pencapaian orang lain, masih melakukan apa yang gak baik ketika gak ada yang melihat, masih berharap pujian selangit, angkuh, sukanya marah, bergunjing, dan ya masih banyak lagi. Tapi itulah yang namanya "daging", yang masih enggan dilepaskan, justru malah dinikmati. Mau sampai kapan begitu? Pertanyaan berikutnya yang harus segera dijawab. Ingatlah bahwa setiap hari manusia itu harus jadi lebih baik, no excuse untuk selalu bilang "wajarlah namanya juga manusia!!" Tapi mau sampai kapan berlindung di balik kata "namanya juga manusia". Berbenah diri! Bahwa setiap hari kita harus menyangkal diri, menyangkal segala hal yang "daging" ini mau. Karena yang "daging" ini mau, seringnya membawa apa yang gak baik. Yang justru membuat kita jadi semakin terpuruk.  Coba keluar dari semua keburukanmu satu per satu. Kalau jatuh ya bangkit la...